Selasa, 25 Oktober 2011

Teknologi F1: Teknologi KERS Suntik 80 bhp


Teknologi F1
Teknologi KERS Suntik 80 bhp


OTOMOTIFNET - Isu global warming memaksa setiap pabrikan wajib memproduksi mobil ramah lingkungan. Tak terkecuali termasuk mobil balap paling bergengsi Formula 1 (F1). Mulai musim ini FIA sebagai induk organisasi balap mobil dunia secara resmi mengizinkan setiap tim F1 mengembangkan teknologi F1 yang ramah lingkungan berjuluk KERS.

Sistem KERS elektrical
KERS (Kinetic Energy Recovery System) memiliki prinsip kerja memanfaatkan energi saat mobil melakukan pengereman. Energi tadi disimpan untuk sementara dan dapat dikeluarkan sewaktu–waktu saat diperlukan melalui tombol boost yang ada di setir. Lewat alat ini diharapkan penggunaan bahan bakar lebih efisien. “KERS juga mendukung mobil F1 lebih ramah lingkungan,” ujar Max Mosley, presiden FIA.
Ketika tombil boost ditekan, KERS mampu menyuntikkan tenaga tambahan maksimum sebesar 60kW (80bhp) selama 6,5 detik. Jika dikonversi ke waktu, alat ini diklaim mampu memperpendek waktu tempuh 0,1-0,3 detik per lap. Dengan kemampuan itu diharapkan pembalap bisa memanfaatkan KERS saat akan melakukan overtaking.
Secara garis besar ada dua macam cara kerja KERS yaitu elektrikal dan mekanikal. Elektrikal merupakan cara yang umum digunakan, dimana poros mesin terhubung dengan generator dan sebuah ECU. Saat melakukan pengereman, ECU menghubungkan generator dengan poros mesin sehingga putaran mesin akan melambat karena adanya beban dari generator.
Energi kinetik diubah menjadi energi listrik lalu disimpan dalam baterai yang memiliki kapasitas maksimum 400kJ. Pembalap dapat mengeluarkan energi ini melalui tombol boost di kemudi. Sistem elektrikal ini dikembangkan bersama antara Bosch dan Magneti Marelli.

Sistem KERS mekanikal
Sedangkan sistem mekanikal sama sekali tidak menggunakan listrik. Makanya sistem ini dianggap lebih efisien. Sistem ini menggunakan sebuah flywheel yang dihubungkan dengan poros mesin.
Saat melakukan pengereman, poros mesin akan terhubung dengan flywheel dan akan melambat karena adanya beban yang berat untuk memutar flywheel tersebut. Lalu pembalap dapat mengeluarkan energi yang tersimpan dalam flywheel yang masih berputar itu untuk menambah tenaga mesin. Williams merupakan tim yang serius mengembangkan sistem ini.
Penulis/Foto : Nanda/Bosch Motorsport

Tidak ada komentar:

Posting Komentar